Pendidikan sebagai upaya membangun peradaban yang berbudaya merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai moral yang akan menjadi landasan bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Menurut Soekarno, pendidikan adalah “kuncinya segala-galanya” dan merupakan pondasi utama dalam membangun peradaban yang berbudaya. Dalam pandangan beliau, pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membentuk manusia yang berkualitas dan memiliki integritas yang tinggi.
Pendidikan sebagai upaya membangun peradaban yang berbudaya juga ditekankan oleh Ki Hajar Dewantara, pendiri pendidikan Taman Siswa. Beliau berpendapat bahwa pendidikan haruslah memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi diri dan memahami nilai-nilai budaya yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, pendidikan akan menjadi sarana untuk menjaga keberagaman budaya dan memperkuat jati diri bangsa.
Dalam konteks globalisasi yang semakin berkembang, pendidikan juga harus mampu mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai budaya yang telah ada sejak dulu. Menurut Driyarkara, seorang filsuf Indonesia, pendidikan yang baik adalah yang mampu mengakomodasi kebutuhan zaman tanpa meninggalkan akar budaya yang menjadi identitas bangsa.
Maka dari itu, pendidikan sebagai upaya membangun peradaban yang berbudaya haruslah menjadi fokus utama dalam setiap kebijakan pendidikan yang ada. Dengan pendidikan yang berkualitas dan bernuansa budaya, diharapkan masyarakat akan menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga warisan budaya dan menghargai keberagaman yang ada. Sehingga, peradaban yang dihasilkan akan menjadi lebih beragam dan kaya akan nilai-nilai luhur yang akan menjadi ciri khas bangsa Indonesia.